Ecoton Tuntut Produsen dan Pihak Terkait Siapkan Tempat Sampah Kurangi Pencemaran Lingkungan

    Ecoton Tuntut Produsen dan Pihak Terkait Siapkan Tempat Sampah Kurangi Pencemaran Lingkungan

    Bangkalan - Lembaga Swadaya Masyarakat Ecoton bersama komunitas River Warrior, Co Ensis, Brigade Evakuasi Popok dan HIMASURA melakukan Brand Audit di Desa Tanjungan, Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan, minggu (24/04/2022) 

    Sebanyak 25 Orang yang melakukan Brand Audit guna untuk mengetahui dan mengidentifikasi sampah yang ada di desa tersebut, serta untuk mengetahui produk apa saja yang paling berkontribusi dalam pencemaran sampah.

    Dari kegiatan ini ditemukan komposisi sampah Popok dan Masker sebanyak 40%, Kresek dan Plastik Polos 30%, PlastikIn Bergambar 30?n Kertas Duplek 30%.

    Tonis Afrianto Tim Zero Waste Cities Ecoton Mengatakan bahwa kegiatan brand audit ini adalah kegiatan yang sering kami lakukan di beberapa lokasi, Kecamatan Kamal menjadi tempat yang kami kunjungi sebab lokasi ini dekat dengan pantai dan laut.

    "Seperti yang kita ketahui sampah sampah yang berada di Mangrove ini adalah sampah yang berasal dari sungai sungai di wilayah kota bangkalan dan akhirnya mereka akan terbuang di laut melalu muara, " ungkapnya

    Sementara itu Azis, SH. Selaku Manager program Advokasi dan Litigasi Ecoton, menjelaskan dalam pp 22 /2021 di lampiran VI menyebutkan parameter sampah tertulis nihil di semua kelas air. 

    "Fakta yang ditemukan banyak sampah yang terdapat di sungai, ini adalah indikator bahwa perairan bangkalan sidah tercemar oleh sampah, " terangnya 

    Dilanjutkan Daru Setyorini Manager Program Ecoton bahwa produsen harus bertanggung jawab atas produk yang dihasilkannya sesuai dalam amanat pasal 15 Undang Undang 18 Tahun 2008.

    Pihaknya mendorong beberapa sikap yang perlu diambil tindakan oleh para pihak dengan menarik kembali sampah yang sudah dihasikan, Produsen membuat sarana pengumpulan sampah, Tidak lagi menggunakan sachet, karena sachet merupakan sampah yang susah untuk di daur ulang. 

    Dirinya juga mengusulkan untuk mengganti sistem distribusi produk dengan sistem refill atau isi ulang (masyarakat dapat membeli produk dengan membawa wadah sendiri dan tidak mengasilkan sachet).

    Menurut Dhito Maulana yang merupakan Mahasiswa Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Trunujoyo Madura menyebutkan Plastik plastik yang berada di lingkungan kemudian akan terpapar oleh matahari dan terfragmentasi menjadi serpihan kecil yang disebut mikroplastik.

    "Setelah melakukan menimbangan dan penghitungan sampah yang sudah kami lakukan ditemukan adalah TOP Brand yang sudah menjadi konsumsi rutin masyakarat sekitar seperti Wings 31%, Indofood 24%, Forisa 20%, Mayora 13?n Frisian Flag 12%, " ungkapnya

    Perlu diketahui bersama saat ini pihaknya bersama komunitas yang terlibat tengah berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk melakukan pengelolaan sampah yang baik dan untuk selanjutnya kami ingin para produsen untuk bertanggung jawab dan turut andil dalam pencemaran sampah. (Huz/Full) 

    S_Hidayat

    S_Hidayat

    Artikel Sebelumnya

    TIM Kejari Sampang Masuk Sekolah Berikan...

    Artikel Berikutnya

    Tidak Puas Pelayanan Kesehatan, Warga Kecewa...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Permendikbudristek 44/2024: Dorong Profesionalisme dan Kesejahteraan Dosen
    Konsekuensi Hukum bagi Jurnalis yang Lakukan Framing, Fitnah, dan Informasi Menyesatkan dalam Publikasi Opini
    Akibat Hukum Jurnalis Berpihak: Ketika Etika dan Hukum Dilanggar demi Kepentingan
    Rekognisi Profesor Melalui Kolaborasi Internasional Universitas Mercu Buana - Universiti Tun Hussein Onn Malaysia
    Lembaga Advokasi Konsumen DKI Jakarta Somasi Apartemen Green Cleosa Ciledug

    Ikuti Kami